Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kamad dan Guru punya “madu” katanya bikin Madrasah Maju, patut dicontoh Gak sih..!

 Kamad dan Guru punya “madu” katanya bikin Madrasah Maju, patut dicontoh Gak sih..!

Apa yang terlintas dipikiran sobat saat mendengar kata madu, ya tentu ada dua pikiran, apakah madu dari lebah atau Madu sebagai konotasi istri muda. Lalu apa hubungannya dengan kepala madrasah (kamad) dan Guru yang punya “madu” yang bisa menyebabkan madrasah menjadi maju?

Saat ini Kementerian agama dengan berbagai upaya mengejar ketertinggalan dan bahkan menjadi pioneer kemajuan pendidikan di Indonesia menyongsong Indonesia Emas.

Kementerian Agama telah berupa membuat pendidikan di Madrasah bisa bersaing dengan sekolah-sekolah di bawah naungan Kementerian Pendidikan, bahkan ada beberapa Madrasah yang saat ini tercatat berkelas Nasional dan Internasional gagasan dari Kementerian Agama, seperti Madrasah Aliyah negeri Insan Cendikia atau yang lebih familiar di sebut MAN IC.

Untuk menjadikan sekolah “Maju” ternyata tidak hanya diperlukan orang-orang pintar dengan gaji yang besar, karena faktanya di lapangan ada sekolah atau Madrasah yang sudah dibangun dengan Megah, bahkan kehidupan gurunya bisa dikatakan mewah namun ternyata masyarakat banyak yang ogah menyekolahkan di madrasah tersebut karena dinilai kemegahan dan kemewahannya tidak berbanding lurus dengan kualitas yang dibayar wah atau dibayar mahal.

Namun ada sekolah-sekolah yang sederhana, bahkan letaknya jauh dan sulit dijangkau, bangunan dan gurunya juga digaji sewajarnya namun masyarakat berbondong-bondong menyekolahkan anaknya bahkan ada sekolah/madrasah yang membuka pendaftaran hanya 1 Hari dan itupun di lakukan 1 tahun sebelumnya dengan biaya masuk yang sangat mahal atau bahkan sangat murah.

Apa sebenarnya yang membuat sekolah/madrasah ini begitu dimintai?

Tidak lain karena sekolah/madrasah ini maju dalam kualitasnya, banyak melahirkan orang-orang hebat dan bermartabat yang saat banyak memberi kontribusi kepada masyarakat dan mengharumkan nama Indonesia dikancah dunia Internasional.

Lalu apa Rahasianya? Apakah karena fasilitasnya yang lengkap? Gaji Gurunya yang tinggi, Guru-guru yang pintar?

Perlu sobat ketahui, Fasilitas yang lengkap ternyata tidak menjamin karena faktanya banyak sekolah sudah dilengkapi fasilitas namun tidak dimanfaatkan dengan baik dan terjadwal oleh guru, boleh jadi karena guru tidak mampu menggunakan atau guru yang tidak mau repot dan hanya mengikuti selera dan gaya mengajarnya sendiri.

Lalu gaji guru yang tinggi apakah juga menjamin mutu sekolah/madrasah baik? Harus sobat akui gaji yang besar hanya akan menambah kebahagiaan guru namun belum tentu meningkatkan kualitas atau mutu sekolah/madrasah. Karena faktanya justru banyak guru-guru dengan gaji yang besar sibuk dengan urusan bisnis di luar sekolah sehingga tugas mengajar tidak dijalankan dengan maksimal, pun mengajar hanya sebatas menggugurkan kewajiban.

Lalu apa sebenarnya yang menyebabkan sekolah/Madrasah menjadi maju dalam kualitasnya?

Seperti judul artikel ini, tidak lain yang menyebabkan Madrasah Maju, karena kepala sekolah dan guru menjadi Madrasah sebagai “Madu”.

Maksudnya menjadikan Madrasah sebagai “madu” bagaimana? 

Umumnya yang diketahui konotasi “Madu” adalah istri muda yang sangat dicintai, bahkan sebelum dinikasi dijadikan selingkuhan, demikian halnya jika Kepala Madrasah/Sekolah serta Guru memperlakukan sekolah sebagai madu, maka ia akan rela mengorbankan pikiran, tenaga bahkan uang untuk memikirkan dan melakukan yang terbaik untuk madunya, jika kepala madrasah menjadikan madrasah sebagai madu ia akan sangat sering mengingat dan memeriksa kondisinya, kebersihannya, kelengkapannya, kenyamanannya.

Demikian juga jika guru menjadikan muridnya menjadi Madu, maka ia akan sangat perhatian, perhatian terhadap kesehatan, kehadiran, sikap dan kenyamanannya berada di kelas guru tersebut mengajar.
Termasuk jika Wali kelas menjadikan kelasnya sebagai Madunya, ia akan menjadikan kelas seperti rumahnya sendiri, yang akan diperhatikan sampai dengan sudut-sudut kecul kecil dalam ruang kelasnya dalam hal kebersihan, keindahan, keamanan, kenyamanan dan kemewahannya, sehingga membuat wali kelas merasa betah dan ingin berlama-lama di dalamnya bersama madunya.

Jika kepala sekolah merasa Sekolah adalah rumah kedua dimana ia mendapatkan ketenangan, keceriaan seperti halnya saat mereka mengunjungi kolam ikan dan dan kebunnya, maka segala tenaga dan pikiran akan dicurahkan untuk mewujudkan impian dan harapannya.

Wali kelas dan guru, jika menjadikan siswa dan kelas sebagai Villa yang menjadikan mereka merasa rileks dan bersemangat maka bisa dipastikan kegembiraan dan tantangan untuk maju, kreativitas tanpa henti akan muncul di kelas-kelas tersebut bersama peri-peri kecil atau pemuda-pemuda masa depan yang mereka ukir di dalamnya.

Nah demikianlah sobat, saat kita menjadikan pekerjaan, tempat kerja kita menjadi madu maka akan terasa ni’mat, manis dan menyehatkan kita, seperti halnya Madu. Terus merasa bahagia di tempat kerja, ingin berlama-lama dan terus membuat mimpi indah di masa depan. Semoga artikel ini menginspirasi sobat guru dan kepala madrasah/sekolah untuk menciptakan “Madu” di sekolah/Madarsah. Salam Manis Madu untuk Sobat semua. 

Posting Komentar untuk "Kamad dan Guru punya “madu” katanya bikin Madrasah Maju, patut dicontoh Gak sih..!"