Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kurikulum Paradigma Baru | Inilah Cara Mata Pelajaran Boleh Tidak Diajarkan di Kurikulum Baru 2022

 

Ini berbagai pertanya seputar kebolehan tidak diajarkannya mata pelajaran pada kurikulum paradigm baru:

Apakah dengan tidak adanya jumlah jam per minggu dan tidak harus semua pelajaran diajarkan berarti sekolah boleh mengurangi mata pelajaran yang diajarkan?

Lalu mata pelajaran apa yang boleh tidak diajarkan?

Apakah semua semua mata pelajaran punya peluang untuk tidak diajarkan pada kurikulum paradigm baru?

Bagaimana cara pengajuan atau petunjuk teknis untuk mata pelajaran yang tidak diajarkan pada kurikulum paeadigma baru?

bagaimana dengan format isian nilai diraport siswa apakah juga boleh tidak diberi nilai atau tetap diberi nilai?

Jika mata pelajaran tersebut tidak diajarkan bagaimana nasig gurunya atau apa yang harus dilakukan gurunya disekolah tersebut jika tidak mengajar?

Begitu gelombang informasi tentang kurikulum paradigm baru digulirkan dan gambaran umumnya disampaikan mulailah muncul tanda tanya besar berbagai persoalan.

Itulah beberapa pertanyaan yang banyak sobat guru dan kepala sekolah tanyakan, apakah ini benar-benar akan dilaksanakan dan boleh dilakukan.

Bagaimana dengan pembayaran sertifikasinya atau tunjangan kinerjanya?

Sobat cara mudah, itulah berbagai permasalahan, pertanyaan dan kekhawatiran guru-guru dan pengelola lembaga pendidikan berkenaan dengan rencana perubahan kurikulum 2013 menjadi kurikulum paradigm baru tahun 2022.

Pada postingan ini admin cara mudah berusaha memberikan informasi seputar tidak ada jam per minggu dan kebolehan adanya mata pelajaran yang tidak diajarkan pada kurikulum paradigm baru.

Dari sumber yang terpercaya menjelaskan bahwa yang dimaksud tidak ada jumlah jam perminggu adalah benar adanya, namun tidak ada jumlah jam per minggu bukan berarti tidak ada jumlah jam setiap mata pelajaran, namun jumlah jam dihitung selama satu tahun, misalnya, mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, jika biasanya dalam setiap minggu ada 3 atau 4 jam, maka hal pada kurkulum paradigm baru tidak disebutkan demikian namun disebutkan jumlah jamnya pertahun, misalnya jika dalam satu tahun terdapat 16 Minggu efektif, maka jumlah jam pertahunnya antara 48 sampai dengan 64 Jam Pertahun.

Masih dengan contoh yang sama, jumlah jam mata pelajaran Pendidikan Agama pertahun 48-64 JP pertahun ini bisa dijarkan pada semester ganjil saja atau pada semester genap saja, sehingga apabila pada semester ganjil sudah diajarkan sebanyak 48-64 jam pelajaran, maka pada semester genap mata pelajaran pendidikan agama boleh tidak diajarkan karena sudah memenuhi jumlah jam minimal yang diajarkan dalam satu tahun.

Pertimbangan dijarkan atau tidak pada semester tertentu merupakan kebijakan dan kewenangan sekolah dalam strategi peningkatan mutu dan pengembangan sekolah dengan mempertimbangkan banyak aspek.

Semua pelajaran bisa diperlakukan seperti ini, tidak hanya mata pelajaran pendidikan agama, boleh saja untuk pelajaran matematika, IPA, IPS dan lain sebagainya.

Adapun jika pada semester tertentu guru tidak mengajar mata pelajarannya, maka guru tersebut bisa diarahkan pada program pengembangan sekolah baik pada program intrakurkuler, ekstrakurikuler maupun kokurikuler, atau hal ini bisa dilakukan oleh sekolah yang mengalami kekurangan guru sehingga bisa saja pada semester ganjil guru mengajar mata pelajaran IPA dan pada semester keduanya difokuskan mengajar matematika atau mata pelajaran lainnya. Jadi tidak boleh dikondisikan agar guru tidak mengajar dalam satu semester, jika alasannya hanya untuk membuat guru santai disalah satu semester ini tentu sangat tidak efektif untuk pengembangan dan peningkatan kualitas pendidikan di sekolah.

Selama guru masih melaksanakan tugas pokoknya baik berupa pembelajaran tatap muka maupun melaksanakan tugas pengembangan sekolah maka, sertifikasi tidak akan bermasalah, karena semua diatur oleh kepala sekolah yang berdasar pada peraturan kurikulum paradigm baru dan rencana program sekolah yang sudah ditetapkan dalam surat keputusan.

Sehingga pada dasarnya tidak ada pelajaran yang dihapus atau dikurangi dalam satu tahun, namun ada pelajaran yang dihapus atau dikurangi dalam setiap semesternya, maka tentunya dirapot tetap ada semua mata pelajarannya.

Demikianlah posting tentang Cara Mata Pelajaran Boleh Tidak Diajarkan di Kurikulum Baru 2022 , semoga memberi pencerahan kepada sobat guru dalam memahami kurikulum pada tahun 2022. Semoga bermanfaat.


Posting Komentar untuk "Kurikulum Paradigma Baru | Inilah Cara Mata Pelajaran Boleh Tidak Diajarkan di Kurikulum Baru 2022"