Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Materi SKI Kelas 8 Semester genap Pertemuan 4 Penguasa Besar Daulah Ayyubiyah : Shalahuddin Yusuf Al-Ayubi

 Biografi Shalahuddin Al-Ayubi

Sultan Solahuddin Al-Ayyubi dikenal sebagai seorang pemimpin yang sangat memperhatikan pendidikan dan kesejahteraan ekonomi rakyatnya. Ia begitu giat mendorong studi keagamaan, membangun bendungan, menggali terusan, serta mendirikan dan masjid. Setelah Sultan Salahuddin Al-Ayyubi meninggal dunia, daerah kekuasaannya yang begitu luas terbentang mulai dari sungai Tigris hingga sungai Nil. Dinasti Ayyubiyah selama lebih kurang 79 tahun Daulah Al-Ayyubiyah berkuasa, terdapat 9 orang penguasa yakni sebagai berikut : Sultan Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi (564-589 H/ 1171-1193 M), Sultan Al-Aziz Imaduddin (589-596 H/1193-1198 M), Sultan Al-Mansur Nasiruddin (595-596 H/ (1198-1200 M), Sultan Al-Adil Saifuddin (596-615 H/1200-1218 M), Sultan Al-Kamil Muhammad (615-635 H/ 1218-1238 M), Sultan Al-Adil Saifuddin (635-637 H/ 1238-1240 M), Sultan As-Saleh Najmuddin (637-647 H/ 1240-1249 M), Sultan al-Mu’azzam Turansyah (647 H/ 1249-1250 M) dan Sultan al-Asyraf Muzaffaruddin (647-650 H/ 1250-1252 M)

Diantara 9 (sembilan) penguasa tersebut terdapat beberapa penguasa yang terkenal, yaitu : Sultan Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi (1171-1193 M), Malik AlAdil Saifuddin, pemerintahan I (1200-1218 M), dan Malik Al-Kamil Muhammad (1218-1238 M).

a. Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi (564-589 H/ 1171-1193 M)

 Biografi

Nama lengkapnya, Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi Abdul Muzaffar Yusuf bin Najmuddin bin Ayyub. Shalahuddin Al-Ayyubi berasal dari bangsa Kurdi. Ayahnya Najmuddin Ayyub dan pamannya Asaduddin Syirkuh hijrah (migrasi) meninggalkan kampung halamannya dekat Danau Fan dan pindah ke daerah Tikrit (Irak). Shalahuddin lahir di benteng Tikrit, Irak tahun 532 H/1137 M, ketika ayahnya menjadi penguasa benteng Seljuk di Tikrit. Saat itu, baik ayah maupun pamannya mengabdi kepada Imaduddin Zanky, gubernur Seljuk untuk kota Mousul, Irak. Ketika Imaduddin berhasil merebut wilayah Balbek, Lebanon tahun 534 H/1139 M, Najmuddin Ayyub (ayah Shalahuddin) diangkat menjadi gubernur Balbek dan menjadi pembantu dekat Raja Suriah Nuruddin Mahmud.

Pendidikan masa kecilnya, Shalahuddin dididik ayahnya untuk menguasai sastra, ilmu kalam, menghafal Al Quran dan ilmu hadits di madrasah. Dalam buku-buku sejarah dituturkan bahwa cita-cita awal Shalahuddin ialah menjadi orang yang ahli di bidang ilmu-ilmu agama Islam (ulama). Ia senang berdiskusi tentang ilmu kalam, AlQur’an, fiqih, dan hadist.  Selain mempelajari ilmu-ilmu agama, Shalahuddin mengisi masa mudanya dengan menekuni teknik perang, strategi, maupun politik. Setelah itu, Shalahuddin melanjutkan pendidikannya di Damaskus untuk mempelajari teologi Sunni selama sepuluh tahun, dalam lingkungan istana Nuruddin. Dari kecil sudah terlihat karakter kuat Salahudin yang rendah hati, santun serta penuh belas kasih.

Salahudin tumbuh di lingkungan keluarga agamis dan dalam lingkungan keluarga ksatria. Dunia kemiliteran semakin diakrabinya setelah Sultan Nuruddin menempatkan ayahnya sebagai kepala divisi milisi di Damaskus dan pada umur 26 tahun, Shalahuddin bergabung dengan pasukan pamannya (Asaduddin Syirkuh), dalam memimpin pasukan muslimin ke Mesir atas tugas dari gubernur Suriah (Nuruddin Zangi), untuk membantu perdana menteri Daulah Fathimiyah (Perdanana Menteri Syawar) menghadapi pemberontak dan penyerbuan tentara salib. Misi tersebut berhasil Perdana menteri Syawar kembali kepada kedudukannya semula tahun 560 H/1164 M.

Shalahuddin semakin menunjukkan kepiawaiannya dalam kepemimpinan. Ia mampu melakukan mobilisasi dan reorganisasi pasukan dan perekonomian di Mesir, terutama untuk menghadapi kemungkinan serbuan balatentara Salib. Tiga tahun kemudian, ia menjadi penguasa Mesir dan Syria dan merevitalisasi ekonomi, reorganisasi militer, dan menaklukan Negara-negara muslim kecil untuk dipersatukan melawan pasukan salib. Impian bersatunya bangsa muslim tercapai setelah pada September 1174 M, Shalahuddin berhasil menundukkan Daulah Fatimiyah di Mesir untuk patuh pada kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad. Daulah Ayyubiyah yang bermadzhab Sunni akhirnya berdiri di Mesir menggantikan Daulah Fathimiyah yang berkuasa sebelumnya dan bermazhab syi’ah.

Pada usia 45 tahun, Shalahuddin telah menjadi orang paling berpengaruh di dunia Islam. Selama kurun waktu 12 tahun, ia berhasil mempersatukan Mesopotamia, Mesir, Libya, Tunisia, wilayah barat jazirah Arab dan Yaman di bawah kekhalifahan Ayyubiyah. Kota Damaskus di Syria menjadi pusat pemerintahannya. Shalahuddin wafat di Damaskus pada tahun 1193 M dalam usia 57 tahun.

Setelah membaca dan memahami bacaan di atas, silakan lanjutkan mengerjakan latihan soal berikut ini:


Daftar Siswa yang sudah mengerjakan dapat dilihat di sini:


Demikianlah postingan tentang Materi SKI Kelas 8 Semester genap Pertemuan 4 Penguasa Besar Daulah Ayyubiyah : Shalahuddin Yusuf Al-Ayubi, semoga menjembatani siswa kita dalam mengenal dan menguasai sejarah Islam. semoga bermanfaat.

Posting Komentar untuk "Materi SKI Kelas 8 Semester genap Pertemuan 4 Penguasa Besar Daulah Ayyubiyah : Shalahuddin Yusuf Al-Ayubi"