Guru Bukan Anti Kritik Tapi Tak Pantas Dikritik, Bisa Kualat
Jangan pernah coba mengkritik guru, apalagi dimedia sosial, pasti akan babak belur mendapat serangan balik, bahkan kadang serangan balik tidak hanya berasal dari guru termasuk pemerhati pendidikan atau bahkan kalangan agamis. apa memang tidak boleh mengkritik guru? atau hanya orang tertentu yang boleh mengkritik guru, atau memang tradisi dan ajaran agama melarang melakukan kritik terhadap guru? bahkan ada yang bilang kualat kalau mengkritik guru. apa benar demikian?!
Postingan ini bukan untuk mengkritik guru apalagi menjatuhkan marwah atau kehormatan guru, namun justru akan mendudukkan posisi guru dalam pandangan masyarakat, orang tua dan murid serta guru dalam pandangan pekerja pendidikan baik yang digaji oleh pemerintah maupun masyarakat.
Guru secara umum adalah pribadi yang dianggap sebagai figur yang digugu dan ditiru, apapun itu, maka guru sebagaimana makna tersebut menduduki posisi orang mulia yang tak pantas untuk dikritik apalagi dicela hanya karena dinilai tidak mampu melaksanakan tugas mulianya untuk mengajar, selama tidak melakukan cacat pada pribadi yang bisa digugu dan ditiru.
Namun kini ada juga Guru sebagai jabatan yang diberikan kepada seseorang karena bekerja dalam instansi pendidikan, apakah mengajarkan ilmu keagamaan ataupun ilmu yang sebagian orang menilai sebagai alat pemenuhan kebutuhan duniawi. tanpa mempertimbangkan kelayakan untuk digugu dan ditiru. Sehingga kadang memunculkan kesan kurang pantas disebut guru karena perilakukan kurang cocok untuk digugu dan ditiru, misalnya tidak tertib administrasi, sering bolos mangkir dari tugas, pulang cepat dan lainnya.
Lantas mengapa di Indonesia sangat tabu mengkritisi guru?
Jawaban sederhananya karena yang dikritik profesi guru, bukan pribadi inilah yang menyebabkan sering terjadi gaduh jika seseorang mengkritik profesi bukan pribadi, oleh karena itu jika misalkan seorang guru yang bernama Bakri, mempunyai kesalahan harusnya yang diproses atau dikritik bukan guru bakri tapi Pak Bakrinya, karena Guru adalah jabatan yang mulia dan hanya orang mulai yang pantas menyandang gelar guru, pun ada oknum guru yang melakukan tidak baik maka prosesnya orangnya jangan membawa jabatan gurunya.
Jika demikian, kapan Guru bisa dikritik?
Guru hanya bisa dikritik oleh sesama guru, karena melakukan kesalahan materi pengajaran, bukan pada metode atau pendekatan, misalnya ada seorang guru yang mengatakan bahwa presiden Pertama Indonesia adalah Pak Suharto, maka sebelum guru lain melakukan teguran maka hal pertama yang perlu dilakukan adalah melakukan klarifikasi terhadap pengetahuan yang dianggap salah, jika guru tersebut sudah diingatkan dengan menunjukkan bukti literasi bahwa apa yang disampaikan itu salah namun masih etap diajarkan kepada siswa disinilah guru benar-benar harus dikritik dan dibina oleh rekan guru yang mendapat tugas tambahan sebagai atasannya.
Dengan mengikuti pola ini, maka bisa dipastikan tidak akan mengurani marwah guru dan menjadi kegaduhan, adapun jika masalah guru terletak pada kedisiplinan makan kritik dan tegur sebagai jabatan administrasinya apakah sebagai karyawan pada yayasan atau PNS yang digaji oleh pemerintahnya. Semoga dengan hal ini mutu pendidikan semakin baik dan tetap menjaga kehormatan guru sebagai ujung tombak pendidikan kita. semoga bermanfaat.
Posting Komentar untuk "Guru Bukan Anti Kritik Tapi Tak Pantas Dikritik, Bisa Kualat"
Silakan berkomentar yang santun