Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Memang Bolehkah?! Guru Masuk selama Ramadhan Tapi Siswanya Libur, Terus Guru Ngapain?

 Selama Ramadhan Siswa Libur Tapi guru tetap absen

Dalam Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2020/2021 guru hanya mendapatkan libur selama 6 hari pada bulan Ramadhan, 6 hari tersebut di rincikan 3 hari di awal Ramadhan dan 3 hari menjelang Hari Raya Idul fitri.

Ada beberapa daerah berdasarkan arahan Kepala Daerah pada Tahun lalu dan di beberapa sekolah Ramadhan tahun ini meliburkan siswa, namun guru tetap masuk atau tetap absen meskipun secara online.

Lalu muncul pertanyaan, kalau siswanya libur lantas apa yang dilakukan oleh guru?

Pertanyaan ini pun mendapat berbagai respon dari masyarakat yang menganggap guru makan gaji buta, karena tidak melakukan pembelajaran tapi tetap digaji oleh negara.

Anggapan ini pun telah dijelaskan oleh beberapa kepala daerah, dengan menjelaskan bahwa pekerjaan guru tidak hanya mengajar siswa di kelas secara tatap muka maupun online, namun pada bulan Ramadhan guru masih banyak menyelesaikan pekerjaan administrasi, seperti mengolah nilai hasil Ujian Sekolah, menyiapkan data kelulusan dan melakukan penerimaan peserta didik baru termasuk pembuatan kisi-kisi dan naskah soal untuk persiapan Penilaian Akhir Semester atau Ulangan semester genap. Kegiatan lain selengkapnya bisa dibaca di SINI

Guru tetap saja masuk, walaupun tidak ada kegiatan belajar mengajar," ujar Kepala Dinas Pendidikan Kotim Bima Eka Wardhana, Kamis (26/4/2018) dikutip dari Borneonews.co.id

Menimbang seberapa efektif belajar Online di Bulan Ramadhan.

Banyak sekolah yang menilai bahwa belajar secara online di bulan Ramadhan sangat tidak efektif, hal ini didasarkan pada tahun-tahun sebelumnya.

Beberapa guru menilai belajar tatap muka sebelum pandemic covid saja siswa kadang tidak turun sekolah pada bulan Ramadhan, banyak alasan mulai dari kondisi fisik yang lemah, orang tua yang tidak bisa mengantar sampai pada masalah bangun kesiangan. Apalagi jika pembelajarannya secara online.

Memang harus diakui bulan Ramadhan kadang dijadikan momentum oleh ummat Islam untuk beribadah sebanyak-banyaknya dengan harapan pahalanya akan dilipat gandakan, sehingga setiap muslim pada siang harinya berpuasa dan malamnya berlomba-lomba mengisinya dengan berbagai kegiatan mulai dari Shalat Sunah Tarawih, Shalat Witir dan Tadarus Al-Qur’an dan ditengah malam masih dilanjutkan dengan shalat tahajjud dan sahur.

Sehingga tidak heran jika sebagian siswa juga mengikuti kegiatan tersebut yang menyebabkan kondisi badan lemas di pagi hari dan masih mengantuk.

Gambaran kondisi inilah yang akhirnya dinilai oleh guru, tidak efektif melanjutkan pembelajaran karena hanya sebagian kecil siswa yang mengikuti, pun diadakan kegiatan pesantren Ramadhan juga hanya sebagian siswa yang hadir dalam tatap muka langsung apalagi saat pembelajaran online.

Keputusan untuk meliburkan siswa dan guru focus menyelesaikan administrasi banyak dipilih sebagai opsi terbaik, sehingga pasca Ramadhan dan Hari raya Idul Fitri guru bisa lebih maksimal melakukan pembelajaran tanpa harus disibukkan lagi dengan masalah penyelesaian administrasi.

Bagaimana dengan di daerah dan sekolah sobat?

Menurut admin, keputusan meliburkan siswa saat Ramadhan tidak menjadi masalah jika materi yang seharusnya diajarkan pada saat bulan Ramadhan bisa dipadatkan sebelum Ramadhan atau setelah Ramadhan, sehingga Ramadhan bersifat Fakultatif karena pembelajarannya dialihkan sebelum atau sesudah Ramadhan.

Tentu beda daerah dan beda sekolah berbeda cara menyikapinya, namun esensinya bisa dipastikan sama yaitu efesiensi dan efektifitas kegiatan belajar mengajar dan penyelesaian administrasi sekolah.

Bagaimana jika sekolah dan guru sama-sama libur?

Nah ini yang tidak ada aturannya bahkan, jika hal ini terjadi bisa menjadi masalah serus terutama bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun guru yang menerima Tunjangan Profesi Guru (TPG), karena ketidak hadiran guru tanpa alasan yang dibenarkan merupakan salah satu bentuk pelanggaran kedisiplinan dan salah satu yang menyebabkan dipotongnya gaji maupun tunjangan. Jadi jangan sampai guru ikut-ikutan libur, tetap absen dan melaksanakan tugas baik di sekolah maupun di rumah, sebagai bentuk tanggung jawab moral dari pekerjaan kita. Semoga apa yang kita peroleh dari pekerjaan kita membawa keberkahan untuk kita dan keluarga. Amin. 


Posting Komentar untuk "Memang Bolehkah?! Guru Masuk selama Ramadhan Tapi Siswanya Libur, Terus Guru Ngapain?"