Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perkembangan Islam Masa Dinasti Umaiyah | Materi Kelas 7 Semester 2

 Perkembangan Islam Masa Dinasti Umaiyah | Materi Kelas 7 Semester 2

Latar Belakang Berdirinya Daulah Umayyah

Setelah wafatnya khalifah Usman bin Affan karena terbunuh, maka berakhirlah kepemimpinan Khulafaur Rasyidin yang ketiga selanjutnya di gantikan oleh Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah yang ke empat. Namun ternyata tidak semua kaum muslimin mau membaiatnya termasuk Muawiyah bin Abi Sofyan, jika para pembunuh Usman tidak diadili. Akan tetapi bagi Ali mengadili para pembunuh Usman bukan hal yang mudah karena di lakukan oleh banyak orang.

Wafatnya khalifah Usman bin Affan menjadikan momentum perpecahan di kalangan umat Islam, antara lain : Kelompok Muawiyah bin Abi Sufyan, Kelompok Aisyah binti Abu Bakar, Kelompok Ali bin Abi Thalib.

Akibat perpecahan tersebut maka terjadilah konflik antar umat Islam, yaitu : Perselisihan yang akhirnya mengarah pada konfrotasi antar Aisyah, Zubair, Thalhah dengan kelompok Ali bin Abi Thalib. Hal ini terjadi karena hasutan tokoh munafik yaitu Abdullah bin Saba' dengan pernyataan yang sifatnya provokatif, Ia mengatakan bahwa Abdullah bin Zubair, anak angkat Aisyah merupakan orang yang berhak menduduki jabatan khalifah. Konflik ini bisa diatasi oleh khalifah Ali bin Abi Thalib. 

Perselisihan berikutnya antara khalifah Ali bin Abi Thalib dengan Muawiyyah bin Abu Sofyan karena adanya keinginan kuat Muawiyah untuk menuntut keadilan atas wafatnya Khalifah Usman bib Affan. Tahkim Daumatul Jandal ( 36 - 37 H atau 656 - 657 M) yaitu perundingan mengenai kepemimpinan umat Islam antra pihak Muawiyyah bin Abu Sofyan dengan Khalifah Ali bin Abi Thalib.

Dalam perundingan itu pihak Ali bin Abi Thalib diwakili oleh Abu Musa Al Asary dan di pihak Muawiyah diwakili oleh Amr bin Ash. Pada awalnya kedua belah pihak bersepakat menurunkan Ali dan Muawiyah dari jabatan masing - masing dan selanjutnya jabatan khalifah diserahkan pada kaum muslimin. 

Akan tetapi ada intrik politik dari pihak Muawiyah berkaitan hasil kesepakatan yaitu secara sepihak mengangkat Muawiyah (Gubernur Syam) untuk menjadi khalifah menggantikan Ali bi Abi Thalib. Beberapa tahun setelah Tahkim, khalifah Ali terbunuh oleh Abdurrahman bin Muljam ( 19 Ramadhan 40 H atau 660 M ), sebagai penggantinya di pilih putranya Hasan bin Ali sebagai khalifah.

Namun berkat kecerdikan Muawiyah akhirnya setelah memangku jabatan selama kurang lebih 3 bulan, karena tidak mampu menghadapi tekanan, akhirnya Hasan bin Ali menyerahkan jabatan khalifah kepada Muawiyah bin Abi Sofyan dengan tiga syarat, yaitu : Pertama Muawiyah harus memberi jaminan keselamatan kepada Hasan dan keluarganya. Kedua Muawiyah harus menjaga keselamatan dan nama baik Ali bin Abi Thaiib. Kemudian yang terakhir Setelah Muawiyah wafat, penentuan khalifah harus diserahkan kepada musyawarah kaum muslimin. Setelah mencapai kesepakatan dan Muawiyah menerima syarat tersebut, maka Hasan bin Ali menyerahkan jabatan khalifah kepada Muawiyah bin Abi Sofyan, peristiwa tersebut dikenal dengan istilah amul jamaah (tahun persatuan).

Khalifah Daulah Umayyah

Peristiwa penyerahan jabatan itu di sebut dengan "Peristiwa Amul Jamaah " atau tahun persatuan yang terjadi pada Rabiul akhir tahun 41 H atau 661 M.peristiwa tersebut mengukuhkan muawiyah sebagai khalifah dan menandai berdirinya Dinasti Daulah Umayyah. Kemudian Muawiyah memindahkan pusat kekuasaan dari Madinah ke Damaskus (Suriah). Daulah Umayyah berkuasa selama 90 tahun dari tahun 41-132 H atau 661-750 M. Selama berkuasa Daulah Umayyah terdapat empat belas khalifah.

Setelah dipimpin Muawiyah, terjadi perubahan dalam sistem pemerintahan. Yaitu dari sistem Demokrasi menjadi sistem Monarki (kerajaan). Ciri-ciri sistem Monarki (kerajaan) adalah: Pertama raja adalah penguasa tunggal yang wajib ditaati oleh seluruh rakyat, memiliki hak penuh untuk menentukan dan melaksanakan suatu ketetapan hukum sesuai dengan kemauan sendiri, rakyat berfungsi sebagai pembantu raja yang harus dimuliakan, dimakmurkan dan dicukupi semua kebutuhan, Semua pendapat dan keinginan rakyat hampir tidak pernah diberi kesempatan untuk mengungkapkan, terjadi pengangkatan putra mahkota.

Berikut adalah nama-nama khalifah Daulah Umayyah :
  1. Mu’awiyah bin Abi Sufyan (Mu’awiyah I)
  2. Yazid bin Muawiyah (Yazid I)
  3. Mu’awiyah bin Yazid (Mu’awiyah II)
  4. Marwan bin Hakam (Marwan I)
  5. Abdul Malik bin Marwan
  6. Al Walid bin Abdul Malik (Al Walid I)
  7. Sulaiman bin Abdul Malik
  8. Umar bin Abdul Aziz (Umar II)
  9. Yazid bin Abdul Malik (Yazid II)
  10. Hisyam binAbdul Malik
  11. Al Walid bin Yazid (Al Walid II)
  12. Yazid bin Al Walid (Yazid III)
  13. Ibrahim bin Al Walid
  14. Marwan bin Muhammad (Marwan II)
Adapun tokoh-tokoh yang berhasil dalam membangun dan Mengembangkan 
sosial budaya pada masa Daulah Umayyah ialah :
a. Khalifah Abdul Malik bin Marwan (65-86 H/ 685-705 M ) 
b. Khalifah Walid bin Abdul Malik (86-96 H /' 705-715 M ) 
c. Khalifah Umar bin Abdul Aziz (99-101 H/717-720 M)
d. Khalifah Hisyam bin Abdul Malik (105-125 H /724-743 M)

Setelah Membaca materi di atas silakan jawab pertanyaan dibawah ini sampai mendapatkan nilai maksimal 100 dan minimal 80. Nilai dapat dilihat pada postingan paling bawah artikel ini:



Nilai dapat dilihat di bawah ini, jika nilaimu belum mencapai maksimal 100 atau minimal 80 silakan diulangi:


Terima kasih telah mempelajari dan mengerjakan latihan soal, jika belum mendapat nilai maksimal 100 atau sekeurang-kurang 80 silakan diulangi, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat. 

Posting Komentar untuk "Perkembangan Islam Masa Dinasti Umaiyah | Materi Kelas 7 Semester 2"