Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Fase Capaian Pembelajaran Kurikulum Merdeka

 Fase Capaian Pembelajaran Kurikulum Merdeka

Pada postingan ini Cara Mudah kembali menjawab pertanyaan sobat guru tentang Fase Capaian Pembelajaran, yang biasanya terdapat pada salah satu Komponen yang ditulis pada Modul Ajar Kurikulum Merdeka. Apa itu Fase Capaian Pembelajaran (CP) , ada berapa Fasenya dan bagaimana pembagiannya akan dibahas secara tuntas pada artikel ini.

Guna mendapat pemahaman yang utuh dan menghindarkan dari kesalahfahaman pembahasan tentang fase capaian pembelajaran Kurikulum Merdeka akan dimulai dari pengertian capaian pembelajaran, penggunaan capaian pembelajaran untuk menyusun  alur tujuan pembelajaran dan modul ajar.

Harapannya sobat memahami cara menggunakan capaian pembelajaran  dalam Kurikulum Merdeka.

Kita mulai dengan pertanyaan pemantik:

Apakah yang dimaksud dengan capaian pembelajaran?
Bagaimana menggunakan capaian pembelajaran untuk menyusun alur  tujuan pembelajaran dan modul ajar?

Jika dianalogikan dengan sebuah perjalanan berkendara,  CP memberikan tujuan umum dan ketersediaan waktu  untuk mencapainya (fase).


Untuk mencapai tujuan tersebut, setiap pengemudi memiliki kebebasan untuk memilih jalur, cara, dan alat untuk menempuh perjalanan tersebut, yang disesuaikan dengan titik keberangkatan, kondisi, kemampuan, dan kecepatan masing-masing.


Dalam mencapai CP, kita perlu membangun kompetensi untuk melakukan perjalanan tersebut agar tiba di tujuan pada waktu yang ditentukan. Setiap satuan pendidikan dipersilakan mengatur strategi efektif untuk mencapai CP, sesuai dengan kemampuan dan potensinya.


Garis finish CP ada di akhir kelas 12. Untuk mencapai garis finish tersebut, pemerintah membuatnya ke dalam 6 etape yang disebut fase. Setiap fase lamanya 1-3 tahun.


Penggunaan istilah “fase” dilakukan untuk membedakannya dengan kelas karena peserta didik di satu kelas yang sama bisa jadi belajar dalam fase pembelajaran yang berbeda.


Fase memberikan keleluasaan dan keadilan bagi guru dan siswa untuk menyesuaikan rancangan pembelajaran dengan tahapan perkembangan, kemampuan, minat, konteks, dan kecepatan belajar siswa (Teaching at The Right Level).

Untuk mencapai tujuan tersebut, Pemerintah menetapkan Kerangka  Dasar Kurikulum yang terdiri dari Struktur Kurikulum, Capaian  Pembelajaran, dan Prinsip Pembelajaran dan Asesmen.

Pengertian Capaian Pembelajaran

“Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran  yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari Fase  Fondasi pada PAUD. Untuk Pendidikan dasar dan menengah, CP  disusun untuk setiap mata pelajaran.”


Sumber: Keputusan Menteri Republik Indonesia Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman  Penerapan Kurikulum dalam rangka Pemulihan Pembelajaran.


Pemerintah hanya menetapkan tujuan akhir per fase (CP) dan waktu tempuhnya (fase).  Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan strategi dan cara atau jalur  untuk mencapainya. Agar bisa menentukan strategi yang sesuai, kita perlu tau titik awal  keberangkatan para peserta didik.

Dengan penggunaan Fase, diharapkan siswa akan dapat memiliki waktu lebih panjang untuk memahami dan mendalami konsep-konsep dan keterampilan untuk mencapai sebuah kompetensi yang dibangun CP.


Sistematika Capaian Pembelajaran


Rasional

Alasan mempelajari mapel tersebut keterkaitan antara Mapel dengan salah satu (atau lebih) Profil Pelajar Pancasila


Tujuan

Kemampuan yang perlu dicapai pelajar setelah mempelajari mata pelajaran tersebut

Karakteristik

Deskripsi umum tentang apa yang dipelajari dalam mata pelajaran Elemen-elemen (strands) atau domain mata pelajaran serta deskripsinya

CP

Kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase. Dibuat dalam bentuk pernyataan yang disajikan dalam paragraf yang utuh.


Dibuat dalam bentuk matriks. Setiap elemen dipetakan menurut perkembangan siswa


Klasifikasi Taksonomi Bloom

Apa yang dimaksud dengan memahami?
Taksonomi Bloom dianjurkan untuk digunakan ketika guru merancang  pembelajaran harian dan asesmen kelas sesuai dengan tujuan  pengembangan taksonomi.

Taksonomi Bloom berguna untuk “menerjemahkan standar” ke dalam  istilah dan bahasa yang lebih konkrit dan operasional untuk digunakan  sehari-hari.

Bentuk Pemahaman dalam CP

Prinsip penyusunan CP menggunakan pendekatan konstruktivisme  yang membangun pengetahuan dan berdasarkan pengalaman nyata  dan kontekstual. Menurut teori belajar konstruktivisme (constructivist  learning theory), pengetahuan bukanlah kumpulan atau seperangkat  fakta-fakta, konsep, atau kaidah untuk diingat.

Konsep “Memahami” dalam Capaian Pembelajaran (CP) dalam  konstruktivisme adalah proses membangun pengetahuan melalui  pengalaman nyata. Pemahaman tidak bersifat statis, tetapi berevolusi  dan berubah secara konstan sepanjang siswa mengonstruksikan  pengalaman-pengalaman baru yang memodifikasi pemahaman

Identifikasi hasil yang diinginkan - CP, TP, dan ATP

Bagaimana penggunaan CP pada satuan pendidikan?

CP dirumuskan dalam bentuk Fase, bukan per tahun
CP selalu berpusat pada siswa, bukan pada ketuntasan materi

Jenjang PAUD
Fase Fondasi (Usia  5-6 tahun)

Jenjang SD
Fase A (Kelas 1-2 SD)
Fase B (Kelas 3-4 SD)
Fase C (Kelas 5-6 SD)

Jenjang SMP
Fase D (Kelas 7-9 SMP)

Jenjang SMA/SMK
Fase E (Kelas 10 SMA)
Fase F (Kelas 11-12 SMA)

Capaian Pembelajaran Pendidikan Khusus (Diksus)

Bagi siswa berkebutuhan khusus yang mengalami  hambatan intelektual dapat menggunakan CP  pendidikan khusus, namun jika tidak mengalami  hambatan intelektual dapat menggunakan CP reguler  dengan menerapkan prinsip modifikasi kurikulum.
Untuk CP Diksus, penentuan fase CP untuk siswa  berdasarkan pada hasil Asesmen Diagnostik. Sangat  mungkin sekali di sebuah kelas terdapat perbedaan  CP yang digunakan.
Dalam pendidikan khusus juga terdapat prinsip lintas fase  mengingat kondisi siswa berkebutuhan khusus sangat  beragam sehingga sangat dimungkinkan untuk mata  pelajaran tertentu seorang ada berada di fase A namun di  mata pelajaran lainnya berada di fase B.

Untuk SLB Capaian Pembelajaran didasarkan pada usia mental  yang ditetapkan berdasarkan hasil asesmen

Fase A : Pada umumnya usia mental (≤7 tahun)
Fase B : Pada umumnya usia mental (±8 tahun)
Fase C : Pada umumnya usia mental (±8 tahun)
Fase D : Pada umumnya usia mental (±9 tahun)
Fase E : Pada umumnya usia mental (±10 tahun)
Fase F : Pada umumnya usia mental (±10 tahun)


Arti Elemen dalam  Capaian Pembelajaran


Setiap CP suatu mata pelajaran memiliki beberapa elemen  atau kelompok kompetensi esensial yang berlaku sama untuk  semua fase pada mata pelajaran tersebut.
Masing-masing elemen tersebut memiliki capaian per fasenya  sendiri yang saling menunjang untuk mencapai pemahaman  yang dituju.
Elemen sebuah mata pelajaran mungkin saja sama atau  berbeda dengan mata pelajaran lainnya.

Contoh:
Dalam CP PAUD terdapat elemen Nilai Agama dan Budi  Pekerti, Jati Diri, dan Dasar-dasar Literasi, Matematika,  Sains, Teknologi, Rekayasa, dan Seni.
Dalam CP Matematika terdapat elemen Bilangan, Aljabar,  Pengukuran, Geometri, dan Analisis Data dan Peluang.

Contoh Capaian Pembelajaran: Seni Rupa

Di akhir fase C, peserta didik mampu menuangkan  pengalamannya melalui visual sebagai ekspresi kreatif  secara rinci, ditandai penguasaan ruang dengan  penggunaan garis horizon dalam karyanya. Diharapkan pada  akhir fase ini, proses kreatif dan kegiatan apresiasi peserta  didik telah mencerminkan penguasaan terhadap bahan,  alat, teknik, teknologi dan prosedur yang mewakili  perasaan dan empati peserta didik.

Pengertian Kompetensi dalam Capaian  Pembelajaran

6 aspek pemahaman (Wiggins and Tighe, 2005)

1. Penjelasan (Explanation)
Mendeskripsikan suatu ide dengan kata-kata sendiri, membangun hubungan antar topik,  mendemonstrasikan hasil kerja, menjelaskan alasan/cara/prosedur , menjelaskan sebuah teori  menggunakan data, berargumen dan mempertahankan pendapatnya.

2. Interpretasi (Interpretation)
Menerjemahkan cerita, karya seni, atau situasi. Interpretasi juga berarti memaknai sebuah ide,  perasaan atau sebuah hasil karya dari satu media ke media lain, dapat membuat analogi,  anekdot, dan model. Melihat makna dari apa yang telah dipelajari dan relevansi dengan dirinya.

3. Aplikasi (Application)
Menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman mengenai suatu dalam situasi yang  nyata dalam kehidupan sehari-hari atau sebuah simulasi (menyerupai kenyataan)

4. Perspektif (Perspective)
Melihat suatu hal dari sudut pandang yang berbeda, siswa dapat menjelaskan sisi lain dari  sebuah situasi, melihat gambaran besar, melihat asumsi yang mendasari suatu hal dan  memberikan kritik.

5. Empati (Empathy)
Menaruh diri di posisi orang lain. Merasakan emosi yang dialami oleh pihak lain dan/atau  memahami pikiran yang berbeda dengan dirinya. Menemukan nilai (value) dari sesuatu

6. Pengenalan diri (Self-Knowledge)
Memahami diri sendiri; yang menjadi kekuatan, area yang perlu dikembangkan serta proses  berpikir dan emosi yang terjadi secara internal.

Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP  Matematika Fase B elemen Bilangan

Peserta didik menunjukkan pemahaman  dan intuisi bilangan (number sense)  untuk bilangan cacah sampai dengan 10.000, Mereka dapat membaca,  menulis, menentukan nilai tempat, membandingkan, mengurutkan,  menggunakan nilai tempat, melakukan  komposisi dan dekomposisi bilangan.  Mereka juga dapat menyelesaikan  masalah berkaitan dengan uang  menggunakan satuan ribuan sebagai satuan.

Penjelasan

Mendeskripsikan makna dari bilangan 10.000 dengan  kata-kata sendiri, mengaitkan dengan Nilai tempat,  mengurutkan dan membandingkan bilangan 10.000 dengan bilangan lain

Aplikasi

Menerjemahkan makna 10.000 menggunakan gambar

Interpretasi

Menggunakan pemahaman 10.000 untuk memecahkan      masalah dalam dunia nyata (misalnya berbelanja di  kantin dengan uang Rp.10.000,00 atau soal cerita/  simulasi jual-beli)

Perspektif

Menemukan berbagai cara berbeda untuk mendapatkan  nilai 10.000

Bagaimana menggunakan CP ke dalam pembelajaran di kelas?

CP diturunkan ke alur dan tujuan pembelajaran, selanjutnya dikembangkan menjadi modul ajar.
Pendidik memiliki keleluasaan untuk membuat sendiri,  memilih, dan memodifikasi modul ajar yang tersedia  sesuai dengan konteks, karakteristik, serta kebutuhan  peserta didik.
Pemerintah menyediakan contoh-contoh modul ajar yang dapat dijadikan inspirasi untuk satuan Pendidkan.

Demikian pembahasan tentang Fase Capaian Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka, semoga pembahasan ini memberikan gambaran apa dan bagaimana capaian pembelajaran agar dalam pembuatan Modul maupun penggunaannya di sekolah maupun dikelas dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Semoga bermanfaat.

Posting Komentar untuk "Fase Capaian Pembelajaran Kurikulum Merdeka"